Setiap hari, pak Somad selalu standby ditempat parkir dimana ia bekerja. Tangannya melambai-lambai mengisyaratkan sesuatu sembari meniup peluit yang ia gantungkan di lehernya. Semua kendaraan yang masuk ia atur sedemikian rupa agar tertib dan tertata rapi. Dan dengan cekatan pula, ketika ada pemilik kendaraan yang ingin keluar dari tempat parkiran, ia beri aba-aba dengan perlahan agar tak bergesekan satu sama lain sampai kendaraan itu benar-benar keluar tanpa ada lecet, goresan dan kekurangan sedikitpun
Tengah hari dibawah terik matahari, ia pun masih tegap mengurusi lalu lalang kendaraan yang ia pun tidak tahu itu punya siapa. Tak tahu sampai kapan ia harus menjaga dan harus selalu siaga tanpa pernah bisa berharap untuk beristirahat walau sejenak. Baru saja duduk melepas dahaga, ada saja kendaraan yang ingin masuk dan ia pun harus merelakan letih yang selalu datang setiap saat mengusik ketenangannya.
Tapi semuanya itu ia lakukan dengan senang hati dan tulus ikhlas. Ia tak pernah marah ketika mobil dari berbagai level, dari yang paling murah sampai yang paling mahal akhirnya diambil oleh si empunya mobil. Karena ia tahu kendaraan itu bukan miliknya. Yaa... Sekedar di titipkan kepadanya yang sewaktu-waktu dapat diambil terserah waktunya oleh si empunya.
Dari deskripsi seorang tukang parkir tersebut , kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga. Bahwa semua yang ada pada diri kita, entah itu dari anggota badan, keluarga dan harta hanyalah sebuah titipan tuhan yang harus kita jaga layaknya seorang tukang parkir tadi yang menjaga kendaraan – kendaraan orang lain.
Titipan yang berarti amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban nantinya.
Allah menitipkan kita sepasang mata. Maka selayaknya kita menjaga amanah tersebut dengan menggunakannya untuk hal-hal kebaikan, melihat indahnya ciptaan Allah, alam dan seisinya, membaca al-quran, dan akhirnya bisa jadi bahan renungan. Betapa Allah Maha Besar dengan kuasa agung-Nya yang terhampar disekelilling kita.uas kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar